Dalam Dekapan Tanya
Sorot matanya menarik heran ke dalam sukma, mencoba menyeru relung gelap sudut qalbu. Yang berada dalamnya tak lain hanya arak-arakan ramai terangnya cahaya hitam. Rangkulnya
Sorot matanya menarik heran ke dalam sukma, mencoba menyeru relung gelap sudut qalbu. Yang berada dalamnya tak lain hanya arak-arakan ramai terangnya cahaya hitam. Rangkulnya
Mungkin hal ini akan mengalir begitu saja, atau tidak? Perasaan itu datang, terbawa bersama sebuah kisah yang terdengar. Apa benar, yang dirasakannya adalah cinta? Atau hanya ilusi hati? Mungkin benar, mungkin juga salah. Apa mungkin secangkir gelas dapat mengetahui apa yang dituangkan ke dalamnya? Mungin saja. Tapi apa cangkir itu dapat merasakannya? Hanya sebatas hangat, panas, dan dinginnya saja. Jadi, apa rasanya? Bukanlah cangkir yang dapat mengetahuinya.
Alasan yang sama dengan kenapa langit malam dipenuhi oleh bintang, alasan yang sama kenapa lautan berdampingan dengan daratan, alasan yang sama kenapa matahari terus menyinari bumi tiada henti, saat kau bertanya, kenapa perasaan ini terbentuk, saat kita tak menginginkannya untuk ada? Sedih, awan hanya bisa menumpahkan rintiknya pada bumi, saat cahaya matahari tersembunyi dibaliknya. Angin akan ikut menjerit ketika sinar matahari tertutupi awan. Bumi ikut merinding. 1 tetes, 2, 3, sampai air terlukis pada mukanya. Kenapa harus bersedih? Saat kau tak dapat memiliknya, walau menginginkannya.
Mungkin memang sebatas penonton, yang melihat, mendengar, juga membaca kisah-kisah yang terjadi. Sebatas gambaran semakin lama semakin memudar. Sebatas cerita lama kelamaan akan habis terbaca. Dan pada akhirnya yang tertinggal hanyalah kekosongan. Ketiadaan. Cerita-cerita akan selesai tertulis, juga selesai terbaca. Lembaran kisah akan terbawa bersama angin, menelusuri dunia yang termuat banya misteri dibalik tampaknya. Dia yang ada akan pergi. Namun dia yang pergi akan kembali.
Setelah hujan akan ada pelangi; jika rintik hujan bertemu sinar surya. Perasaan kita kan terasa nyata, jika ada yang mengingatkan. Tapi apa matahari menyinari rintik hujan, karena hujan yang meminta? Tidak. Mereka melakukan itu tanpa sebuah rencana, namun membuat suatu keindahan semata; Pelangi. Yang ketiga tidak selalu menjadi yang terbuang. Hujan, matahari, pelangi.
Pertemuan Singkat
Saat sendiri, ku lewati..
Indahnya sepi menemani..
Tak kusangka t'lah ku seberangi..
Jalan hidup yang tak seharusnya sepi..
Namun kini t'lah ku temui..
Seorang tambatan hati..
Yang menemani ku menanti mentari..
Yang membuat hari indah tuk dijalani..
Tapi tak selamanya akan begini..
Karena ada datang, ada juga pergi..
Dan waktu pun tetap harus ku lalui..
Hingga akhirnya nanti, kau tak lagi berada disini..
Mungkin masa lalu takkan kembali..
Tapi sungai waktu harus tetap ku arungi..
Terimakasih atas semangat, dan warna yang kau beri..
Membuat ku tersenyum di setiap hari..
Membuat hari secerah matahari..